Lalu beliau menjawab, “Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang:
1. MELEWATI RAMADHAN TANPA AMPUNAN (karena tidak meminta maaf, dan tidak memaafkan)’, maka kukatakan, ‘Amin’,
2. Mengetahui kedua orangtuanya masih hidup, namun TIDAK MEMBUAT MEREKA MASUK JANNAH (karena tidak berbakti dan membawa mereka kepada agama Allah)’, maka aku berkata: ‘Amin’.
3. TIDAK MENJAWAB SHALAWAT ketika disebut namamu (Rasulullah saw.)’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254).
Hadits ini juga :
1. Dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682).
2. Dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), dan oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).
1. MELEWATI RAMADHAN TANPA AMPUNAN (karena tidak meminta maaf, dan tidak memaafkan)’, maka kukatakan, ‘Amin’,
2. Mengetahui kedua orangtuanya masih hidup, namun TIDAK MEMBUAT MEREKA MASUK JANNAH (karena tidak berbakti dan membawa mereka kepada agama Allah)’, maka aku berkata: ‘Amin’.
3. TIDAK MENJAWAB SHALAWAT ketika disebut namamu (Rasulullah saw.)’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254).
Hadits ini juga :
1. Dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682).
2. Dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), dan oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).